Selasa, 08 Oktober 2013

Resensi

Resensi Novel Eragon
Judul Buku : Eragon
Pengarang : Christopher Paolini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : Juni 2004
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 568 halaman

Sinopsis
Eragon, anak laki-laki berusia 15 tahun, tinggal bersama paman dan sepupunya di desa bernama Carvahall. Suatu hari ketika sedang berburu ia menemukan batu berwarna biru yang indah di hutan. Karena mengira benda itu berharga dan bisa dijual mahal, ia membawa pulang batu itu. Ternyata batu itu telur naga!

Eragon diam-diam memelihara naga itu karena ia tahu pamannya tidak akan setuju. Dari pendongeng tua bernama Brom, Eragon belajar mengenai naga dan sejarah mereka. Brom ternyata bukan pendongeng biasa. Saat Eragon terbang bersama naganya yang dinamainya Saphira, pamannya dibunuh makhluk-makhluk Ra`zac. Eragon bertekad memburu para Ra`zac yang membunuh pamannya dan Brom berkeras ikut.

Di perjalanan Brom mengajarkan cara bertarung dengan pedang dan ilmu sihir. Brom berkata Eragon adalah penerus klan para Penunggang Naga. Dahulu Penunggang Naga adalah semacam penjaga keamanan di negara Alagaesia, tempat Eragon tinggal. Seseorang yang menyaksikan telur naga menetas terpilih menjadi Penunggang. Naga di kisah ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan supranatural dan dapat berkomunikasi dengan para Penunggang.

Klan Penunggang Naga punah karena salah seorang berkhianat dan membujuk Penunggang-Penunggang lain mengikuti jejaknya. Sang pengkhianat bernama Galbatorix, yang sekarang menjadi raja Alagaesia. Ia memerintah dengan kejam, sehingga beberapa orang yang setia pada klan Penunggang memberontak dan membentuk kelompok Varden. Galbatorix memiliki 3 butir telur naga, yang ia tunggu bertahun-tahun untuk menetas di bawah kekuasaannya, sehingga 3 orang Penunggang baru akan menjadi anak buahnya. Sayangnya, salah satu telur berhasil dicuri para Varden (Brom!) dan ditemukan Eragon: Saphira.

Selain ceritanya yang seru, di bagian belakang buku ini juga ada semacam Kamus Bahasa Kuno yang dipakai para Penunggang untuk mengucapkan mantra-mantra mereka. Bahasa itu merupakan dasar semua kekuatan. Bahasa Kuno menjabarkan sifat sejati benda-benda, bukan aspek buatan yang dilihat semua orang. Misalnya, api disebut brisingr. Itu bukan saja nama untuk api, tapi itulah nama api. Kalau penggunanya cukup kuat, ia bisa menggunakan brisingr untuk mengarahkan api ke wujud apa pun yang diinginkannya.
Keunggulan Novel
Buku eragon sangat menarik untuk dibaca, memberikan inspirasi bagi pembacanya. Cara penyampaian novel ini ringan dan disisipi bahasa sihir yang mengingatkan kita akan serial Harry Potter, tetapi juga ada ciri khas petarungan tradisionalnya. Dengan jalan cerita yang tidak berbelit-belit membuat pembaca semakin penasaran di akhir ceritanya. Buku ini tentu saja tak lepas dari kesan yang dibawa oleh covernya yang sederhana namun cukup memiliki gambaran mengenai isi bukunya.

Kelemahan Novel

Pembaca mungkin akan dibuat bingung dengan bahasa-bahasa aneh yang ada di dalam buku. Tetapi hal itu dapat teratasi dengan adanya kamus bahasa kuno dan bahasa makhluk sihir yang terdapat di bagian paling belakang buku.

Senin, 07 Oktober 2013

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses berpikir yang dapat menarik kesimpulan berdasarkan prinsip yang berlaku khusus atas fakta-fakta yang bersifat umum. Dalam penalaran deduktif, kalimat topik yang berisi ide pokok ditempatkan di awal. Menarik kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu menarik kesimpulan secara langsung dan tidak langsung.
  • ·         Menarik Kesimpulan Secara Langsung

Menarik kesimpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Contoh :
 - semua manajer adalah pemimpin perusahaan                                                                                                sebagian dari pemimpin perusahaan adalah manajer.
  • ·         Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung

Menarik kesimpulan secara tidak langsung merupakan menarik kesimpulan yang ditarik dari dua premis. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus.
Beberapa Jenis Penalaran Deduktif dengan kesimpulan tidak langsung :
     1.  Silogisme
   Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contoh :
-          Semua bayi yang baru lahir pasti menangis
Ani adalah bayi
Jadi, Ani pasti menangis pada saat baru lahir

2   2 Silogisme Kategorial
   Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
·        Semua kendaraan bermotor perlu bahan bakar.
Pesawat adalah kendaraan.
Pesawat perlu bahan bakar.
·         
      * Semua hewan carnivora pemakan daging
Harimau merupakan hewan carnivora
Harimau pemakan tumbuhan

Hukum-Hukum Silogisme Kategorial :
·         Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga
·         Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
·         Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
·         Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
·        Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan 


3  3. Entimen
     Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
·    * Semua sarjana adalah orang cerdas.
   Toni adalah seorang sarjana.
   jadi, Toni adalah cerdas.
·   
            * Semua atlit mempunyai keahlian bulutangkis.
  Susi Susanti adalah seorang atlit bulutangkis.
  Jadi, Susi Santi mempunyai keahlian bulutangkis.
  Susi Susanti mempunyai keahlian bulutangkis, karena dia adalah seorang atlit bulutngkis.

        4.  Salah Nalar
    Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh :
 * Mahasiswa yang tekun dan rajin kuliah pasti akan mendapat prestasi yang bagus dari kampusnya. Oleh sebab itu, mahasiswi yang tekun dan rajin kuliah juga pasti akan mendapat prestasi yang bagus dari kampusnya.

Sumber :
http://fieterpappersalahnalar.blogspot.com/