Senin, 07 Oktober 2013

Penalaran Deduktif

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses berpikir yang dapat menarik kesimpulan berdasarkan prinsip yang berlaku khusus atas fakta-fakta yang bersifat umum. Dalam penalaran deduktif, kalimat topik yang berisi ide pokok ditempatkan di awal. Menarik kesimpulan deduktif dibagi menjadi dua, yaitu menarik kesimpulan secara langsung dan tidak langsung.
  • ·         Menarik Kesimpulan Secara Langsung

Menarik kesimpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Contoh :
 - semua manajer adalah pemimpin perusahaan                                                                                                sebagian dari pemimpin perusahaan adalah manajer.
  • ·         Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung

Menarik kesimpulan secara tidak langsung merupakan menarik kesimpulan yang ditarik dari dua premis. Premis pertama bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus.
Beberapa Jenis Penalaran Deduktif dengan kesimpulan tidak langsung :
     1.  Silogisme
   Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contoh :
-          Semua bayi yang baru lahir pasti menangis
Ani adalah bayi
Jadi, Ani pasti menangis pada saat baru lahir

2   2 Silogisme Kategorial
   Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
·        Semua kendaraan bermotor perlu bahan bakar.
Pesawat adalah kendaraan.
Pesawat perlu bahan bakar.
·         
      * Semua hewan carnivora pemakan daging
Harimau merupakan hewan carnivora
Harimau pemakan tumbuhan

Hukum-Hukum Silogisme Kategorial :
·         Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga
·         Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
·         Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
·         Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
·        Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan 


3  3. Entimen
     Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
·    * Semua sarjana adalah orang cerdas.
   Toni adalah seorang sarjana.
   jadi, Toni adalah cerdas.
·   
            * Semua atlit mempunyai keahlian bulutangkis.
  Susi Susanti adalah seorang atlit bulutangkis.
  Jadi, Susi Santi mempunyai keahlian bulutangkis.
  Susi Susanti mempunyai keahlian bulutangkis, karena dia adalah seorang atlit bulutngkis.

        4.  Salah Nalar
    Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh :
 * Mahasiswa yang tekun dan rajin kuliah pasti akan mendapat prestasi yang bagus dari kampusnya. Oleh sebab itu, mahasiswi yang tekun dan rajin kuliah juga pasti akan mendapat prestasi yang bagus dari kampusnya.

Sumber :
http://fieterpappersalahnalar.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar