Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses
berpikir yang dapat menarik kesimpulan berdasarkan prinsip yang berlaku khusus
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Dalam penalaran deduktif, kalimat topik
yang berisi ide pokok ditempatkan di awal. Menarik kesimpulan deduktif dibagi
menjadi dua, yaitu menarik kesimpulan secara langsung dan tidak langsung.
- · Menarik Kesimpulan Secara Langsung
Menarik kesimpulan secara langsung adalah penarikan
simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik
simpulan.
Contoh :
- semua manajer
adalah pemimpin perusahaan sebagian dari pemimpin perusahaan adalah manajer.
- · Menarik Kesimpulan Secara Tidak Langsung
Menarik kesimpulan secara tidak langsung merupakan
menarik kesimpulan yang ditarik dari dua premis. Premis pertama bersifat umum
dan premis kedua bersifat khusus.
Beberapa Jenis Penalaran Deduktif dengan
kesimpulan tidak langsung :
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Contoh :
-
Semua bayi yang baru lahir
pasti menangis
Ani adalah
bayi
Jadi, Ani pasti
menangis pada saat baru lahir
2 2 . Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme
yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung
silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis
mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang
termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut
adalah term penengah (middle term).
Contoh :
· * Semua kendaraan bermotor
perlu bahan bakar.
Pesawat adalah
kendaraan.
Pesawat
perlu bahan bakar.
·
* Semua hewan carnivora
pemakan daging
Harimau
merupakan hewan carnivora
Harimau
pemakan tumbuhan
Hukum-Hukum
Silogisme Kategorial :
·
Apabila
salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga
·
Apabila
salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
·
Apabila
kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
·
Apabila kedua premis bersifat negatif,
maka tidak akan sah diambil kesimpulan.
· Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan
3 3. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi
secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
· * Semua sarjana adalah orang
cerdas.
Toni adalah seorang sarjana.
jadi, Toni adalah cerdas.
jadi, Toni adalah cerdas.
·
* Semua atlit mempunyai keahlian bulutangkis.
* Semua atlit mempunyai keahlian bulutangkis.
Susi
Susanti adalah seorang atlit bulutangkis.
Jadi, Susi
Santi mempunyai keahlian bulutangkis.
Susi
Susanti mempunyai keahlian bulutangkis, karena dia adalah seorang atlit
bulutngkis.
4. Salah Nalar
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru
menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor
emosional, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Contoh :
* Mahasiswa yang tekun dan rajin kuliah
pasti akan mendapat prestasi yang bagus dari kampusnya. Oleh sebab itu,
mahasiswi yang tekun dan rajin kuliah juga pasti akan mendapat prestasi yang
bagus dari kampusnya.
Sumber :
http://fieterpappersalahnalar.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar