Permasalahan Ekonomi Perkotaan
Perkembangan Kota Dengan Permasalahan Kependudukan Dari Segi Perkembangan
Ekonomi
Pembangunan di tingkat kota memang
sangat penting. Pembangunan kota bukan sekedar mengembangkan kota dan
me-ningkatkannya menjadi tingkat yang lebih luas jangkauannya melainkan
mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang efisien, pemenuhan kebutuhan masyarakat
kota yang kontinyu, dan pencapaian infrastruktur sarana dan prasarana kota yang
sustainable dan teratur. Pembangunan kota meng-utamakan pemenuhan kebutuhan
masyarakat yang ideal. Banyak pencapaian dilakukan untuk mencapai kesejahteraan
bersama tersebut, diantaranya adalah dengan pengembangan lahan dan konsolidasi
lahan. Pengembangan lahan dan konso-lidasi lahan menjadi sarana utama kota
dalam memfungsikan lahan dan mengatasi permasalahan kependudukan. “Development
is the best contraceptive”, artinya perkembangan kota adalah cara terbaik dalam
mengatasi permasalahan kependudukan : peledakan penduduk, sex ratio tinggi,
grafik piramida destruktif, dll. Sudah banyak permasalahan kependudukan yang
dipikirkan dengan mengembangkan kota. Apakah masalah kependudukan kota dapat
dituntaskan?
Beberapa kasus yang paling mudah ditemui
sebagai contoh hubungan perkembangan kota dengan kependudukan dalam perkotaan
adalah pencapaian masyarakat dengan lahan yang dikembangkan dari kota secara
financial dan perkembangan kegiatan ekonomi mereka. Ada banyak permintaan
perumahan dari masyarakat karena permasalahan kapasitas lahan namun stok
perumahan yang diberikan juga besar dan luas. Mengapa bisa demikian?
Hal demikian terjadi akibat dari
permasalahan kependudukan yang kompleks, terutama pada MBR (Masyarakat Berpenghasilan
Rendah). Beberapa contoh praktis hubungan kependudukan dengan pengembangan
lahan/perkembangan kota adalah pada pembangunan KASIBA Driyorejo dan rencana
pembangunan Tol Tengah. Bila melihat beberapa hubungan perkembangan kota dengan
kependudukan tersebut, terlihat permasalahan tersebut mengarah kepada
permasalahan ekonomi penduduk. Dipersempit ke dalam permasalahan pendudukan
yang dekat dengan perkembangan kota adalah masyarakat RW 06 Kelurahan
Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut. Mengapa rungkut? Karena rungkut adalah
daerah terdekat dengan wilayah pengembangan MERR (Middle East Ring-Road), yang
memiliki hubungan ekonomi dengan penduduk di sekitarnya. Saat ini perkembangan
penduduk di Kelurahan Penjaringan Sari mencapat titik tertinggi dari 3 periode
yang secara konstan meningkat, yaitu kepadatan penduduknya yang mencapai 275
jiwa/Ha, dengan luasan lahan yang semakin sempit sehingga yang sulit untuk
dibudidayakan, menyebabkan daerah tersebut menjadi lebih tidak stabil dalam
perbaikan ekonominya. Selain itu, piramida penduduk meurut usia dan jenis
kelamin Kelurahan tersebut didominasi oleh masyarakat berusia 41-55 tahun
dengan jenis kelamin wanita, berdasarkan catatan keluarga dan KK di RW 06
Kelurahan Penjaringan Sari. Hal ini meng-akibatkan daerah tersebut dikuasai
oleh orang-orang yang kurang poduktif sehingga perkembangan ekonominya tidak
terdukung dengan baik. Berdasarkan analisa data dari data sekunder yang
diperoleh, masyarakat RW 06 Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut,
memiliki Depedency Ratio (angka beban tanggungan) yang cukup tinggi, yaitu 100
orang menanggung beban 22 jiwa tidak produktif. bila melihat jumlah penduduk
yang hanya 267 jiwa, terdapat + 60 jiwa merupakan usia tidak poduktif, sama
dengan + 6.000 jiwa/km2 (berdasarkan analisa profil Kelurahan Penjaringan Sari
tahun 2008-2010) yang harus ditanggung. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
ekonomi masyarakat urban fringe (sisi kota) masih dekat dengan ekonomi
masyarakat menengah ke bawah. Kelurahan tersebut masih merupakan daerah yang
terbangun, bagaimana dengan Wonorejo, Wonokromo, dan Kedungdoro dengan
perkembangan kota berbasis pembangunan?
Bila dikaitkan dengan pembangunan
KASIBA yang harganya tidak terjangkau masyarakat dan pemerintah yang melakukan
kebijakan disinsentif dalam rangka pembangunan Tol Tengah. Pembangunan tersebut
menjadikan perkembangan kota yang cukup pesat dari segi kelengkapan jaringan
transportasi regional dan peningkatan supply perumahan, namun menjadikan
up-down progress bagi masyarakat yang terkena dampaknya dari segi ekonomi
mereka.Oleh karena itu, dengan melihat hubungan perkembangan kota dengan
permasalahan kependudukan tersebut, masyarakat dapat ditangguhkan dengan
melakukan konsolidasi lahan secara terpadu berbasis masyarakat mandiri agar
masyarakat disekitarnya dapat merasakan kebaikan dari pembangunan/ perkembangan
yang seharusnya menjadi contraceptor permasalahan penduduk, khususnya dalam
jangkauan MBR terhadap produk pembangunan.
Permasalahan Kota
Kota adalah suatu daerah yang menjadi
pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan. Sebuah kota menjadi
semakin komplek dari waktu kewaktu, membawa permasalahan yang khas. Dari kota
New York sampai Jogja. Permasalahan itu antara lain adalah:
1. Permukiman kumuh
Slum area selalu muncul disetiap kota.
Hal ini dikarenakan bahwa ada sebagian warga kota yang tidak mempunyai
pendapatan yang cukup untuk membeli rumah didaerah pinggiran. Jadi mereka
mendirikan rumah-rumah dipinggiran sungai, bawah jembatan layang, maupun yang
lainnya. Biasanya, daerah permukiman kumuh dituduh sebagai sarang kriminalitas
kota. Banyak hal yang telah digagas oleh pemerintah. Salah satunya adalah rusnawa.
Rumah susun ini dibangun agar masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh lebih
terkontrol. Tapi terkadang pengguna rusun ini tidak tepat sasaran. Seperti
contoh di Jogja, rusunawa di code banyak yang disewa oleh orang-orang dari
Bantul.
2. Sampah
Masalah sampah menjadi masalah yang
klasik. Kota dengan penduduk yang banyak menghasilkan sampah yang banyak pula
setiap harinya. Terkadang daya tampung kota tidak mencukupi untuk menampung
sampah. Kebiasaan masyarakat membuang sampah disungai juga merupakan sebuah
masalah yang serius. Hal ini bisa menyebabkan sungai mampet, menjadi sarang
penyakit, dan tidak mampu mengalirkan air saat hujan tiba, yang akhirnya akan
meluapnya air sungai. Sistem pembuangan sampah yang baik mutlak dimiliki oleh
sebuah kota. Hal ini sungguh bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis
warganya. Kota yang bersih dan sehat tentu saja lebih produktif dan
menyenangkan daripada kota kumuh yang dipenuhi sampah.
3. Transportasi
Kota luas dengan penduduk yang padat,
memerlukan sistem transportasi yang baik pula. Hal ini dikarenakan tren kota
yang menempatkan daerah permukiman di pinggir kota dan perkantoran di pusat
kota. Setiap pagi dan petang arus lalu lintas menjadi sangat padat. Jika
transportasi tidak baik maka akan terjadi kemacetan lalu lintas. Kemacetan
tersebut merupakan pemborosan bbm dan waktu. Sebuah kota yang baik haruslah
didukung oleh transportasi massal yang canggih, murah, dan mudah dijangkau
sampai pinggiran kota. Dengan adanya transportasi yang baik maka, kemacetan
dapat dicegah, bbm bisa dihemat, waktu yang terbuang oleh kemacetan bisa
berkurang (jam produktif jadi lebih banyak), perekonomian kota pun menjadi
lancar.
Terimakasih Infonya
BalasHapussangat bermanfaat..
kunjungan balik ya gan..
terimakasih :)
Perkenalkan saya mahasiswa Fakultas Ekonomi di UII Yogyakarta
:)
twitter : @profiluii