Sabtu, 17 Desember 2011

Pemasalahan Ekonomi Perkotaan


Permasalahan Ekonomi Perkotaan
Perkembangan Kota Dengan Permasalahan Kependudukan Dari Segi Perkembangan Ekonomi
Pembangunan di tingkat kota memang sangat penting. Pembangunan kota bukan sekedar mengembangkan kota dan me-ningkatkannya menjadi tingkat yang lebih luas jangkauannya melainkan mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang efisien, pemenuhan kebutuhan masyarakat kota yang kontinyu, dan pencapaian infrastruktur sarana dan prasarana kota yang sustainable dan teratur. Pembangunan kota meng-utamakan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang ideal. Banyak pencapaian dilakukan untuk mencapai kesejahteraan bersama tersebut, diantaranya adalah dengan pengembangan lahan dan konsolidasi lahan. Pengembangan lahan dan konso-lidasi lahan menjadi sarana utama kota dalam memfungsikan lahan dan mengatasi permasalahan kependudukan. “Development is the best contraceptive”, artinya perkembangan kota adalah cara terbaik dalam mengatasi permasalahan kependudukan : peledakan penduduk, sex ratio tinggi, grafik piramida destruktif, dll. Sudah banyak permasalahan kependudukan yang dipikirkan dengan mengembangkan kota. Apakah masalah kependudukan kota dapat dituntaskan?
 Beberapa kasus yang paling mudah ditemui sebagai contoh hubungan perkembangan kota dengan kependudukan dalam perkotaan adalah pencapaian masyarakat dengan lahan yang dikembangkan dari kota secara financial dan perkembangan kegiatan ekonomi mereka. Ada banyak permintaan perumahan dari masyarakat karena permasalahan kapasitas lahan namun stok perumahan yang diberikan juga besar dan luas. Mengapa bisa demikian?
Hal demikian terjadi akibat dari permasalahan kependudukan yang kompleks, terutama pada MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Beberapa contoh praktis hubungan kependudukan dengan pengembangan lahan/perkembangan kota adalah pada pembangunan KASIBA Driyorejo dan rencana pembangunan Tol Tengah. Bila melihat beberapa hubungan perkembangan kota dengan kependudukan tersebut, terlihat permasalahan tersebut mengarah kepada permasalahan ekonomi penduduk. Dipersempit ke dalam permasalahan pendudukan yang dekat dengan perkembangan kota adalah masyarakat RW 06 Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut. Mengapa rungkut? Karena rungkut adalah daerah terdekat dengan wilayah pengembangan MERR (Middle East Ring-Road), yang memiliki hubungan ekonomi dengan penduduk di sekitarnya. Saat ini perkembangan penduduk di Kelurahan Penjaringan Sari mencapat titik tertinggi dari 3 periode yang secara konstan meningkat, yaitu kepadatan penduduknya yang mencapai 275 jiwa/Ha, dengan luasan lahan yang semakin sempit sehingga yang sulit untuk dibudidayakan, menyebabkan daerah tersebut menjadi lebih tidak stabil dalam perbaikan ekonominya. Selain itu, piramida penduduk meurut usia dan jenis kelamin Kelurahan tersebut didominasi oleh masyarakat berusia 41-55 tahun dengan jenis kelamin wanita, berdasarkan catatan keluarga dan KK di RW 06 Kelurahan Penjaringan Sari. Hal ini meng-akibatkan daerah tersebut dikuasai oleh orang-orang yang kurang poduktif sehingga perkembangan ekonominya tidak terdukung dengan baik. Berdasarkan analisa data dari data sekunder yang diperoleh, masyarakat RW 06 Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, memiliki Depedency Ratio (angka beban tanggungan) yang cukup tinggi, yaitu 100 orang menanggung beban 22 jiwa tidak produktif. bila melihat jumlah penduduk yang hanya 267 jiwa, terdapat + 60 jiwa merupakan usia tidak poduktif, sama dengan + 6.000 jiwa/km2 (berdasarkan analisa profil Kelurahan Penjaringan Sari tahun 2008-2010) yang harus ditanggung. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat urban fringe (sisi kota) masih dekat dengan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Kelurahan tersebut masih merupakan daerah yang terbangun, bagaimana dengan Wonorejo, Wonokromo, dan Kedungdoro dengan perkembangan kota berbasis pembangunan?
Bila dikaitkan dengan pembangunan KASIBA yang harganya tidak terjangkau masyarakat dan pemerintah yang melakukan kebijakan disinsentif dalam rangka pembangunan Tol Tengah. Pembangunan tersebut menjadikan perkembangan kota yang cukup pesat dari segi kelengkapan jaringan transportasi regional dan peningkatan supply perumahan, namun menjadikan up-down progress bagi masyarakat yang terkena dampaknya dari segi ekonomi mereka.Oleh karena itu, dengan melihat hubungan perkembangan kota dengan permasalahan kependudukan tersebut, masyarakat dapat ditangguhkan dengan melakukan konsolidasi lahan secara terpadu berbasis masyarakat mandiri agar masyarakat disekitarnya dapat merasakan kebaikan dari pembangunan/ perkembangan yang seharusnya menjadi contraceptor permasalahan penduduk, khususnya dalam jangkauan MBR terhadap produk pembangunan.
Permasalahan Kota
Kota adalah suatu daerah yang menjadi pusat kegiatan pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan. Sebuah kota menjadi semakin komplek dari waktu kewaktu, membawa permasalahan yang khas. Dari kota New York sampai Jogja. Permasalahan itu antara lain adalah:
1. Permukiman kumuh
Slum area selalu muncul disetiap kota. Hal ini dikarenakan bahwa ada sebagian warga kota yang tidak mempunyai pendapatan yang cukup untuk membeli rumah didaerah pinggiran. Jadi mereka mendirikan rumah-rumah dipinggiran sungai, bawah jembatan layang, maupun yang lainnya. Biasanya, daerah permukiman kumuh dituduh sebagai sarang kriminalitas kota. Banyak hal yang telah digagas oleh pemerintah. Salah satunya adalah rusnawa. Rumah susun ini dibangun agar masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh lebih terkontrol. Tapi terkadang pengguna rusun ini tidak tepat sasaran. Seperti contoh di Jogja, rusunawa di code banyak yang disewa oleh orang-orang dari Bantul.
2. Sampah
Masalah sampah menjadi masalah yang klasik. Kota dengan penduduk yang banyak menghasilkan sampah yang banyak pula setiap harinya. Terkadang daya tampung kota tidak mencukupi untuk menampung sampah. Kebiasaan masyarakat membuang sampah disungai juga merupakan sebuah masalah yang serius. Hal ini bisa menyebabkan sungai mampet, menjadi sarang penyakit, dan tidak mampu mengalirkan air saat hujan tiba, yang akhirnya akan meluapnya air sungai. Sistem pembuangan sampah yang baik mutlak dimiliki oleh sebuah kota. Hal ini sungguh bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikologis warganya. Kota yang bersih dan sehat tentu saja lebih produktif dan menyenangkan daripada kota kumuh yang dipenuhi sampah.
3. Transportasi
Kota luas dengan penduduk yang padat, memerlukan sistem transportasi yang baik pula. Hal ini dikarenakan tren kota yang menempatkan daerah permukiman di pinggir kota dan perkantoran di pusat kota. Setiap pagi dan petang arus lalu lintas menjadi sangat padat. Jika transportasi tidak baik maka akan terjadi kemacetan lalu lintas. Kemacetan tersebut merupakan pemborosan bbm dan waktu. Sebuah kota yang baik haruslah didukung oleh transportasi massal yang canggih, murah, dan mudah dijangkau sampai pinggiran kota. Dengan adanya transportasi yang baik maka, kemacetan dapat dicegah, bbm bisa dihemat, waktu yang terbuang oleh kemacetan bisa berkurang (jam produktif jadi lebih banyak), perekonomian kota pun menjadi lancar.

1 komentar:

  1. Terimakasih Infonya
    sangat bermanfaat..
    kunjungan balik ya gan..
    terimakasih :)
    Perkenalkan saya mahasiswa Fakultas Ekonomi di UII Yogyakarta
    :)
    twitter : @profiluii

    BalasHapus